Minggu, 29 Juli 2018

Diagnosa Cholangitis Primer Sclerosing

Diagnosis kolangitis sklerosis primer diduga dari gejala (seperti kelelahan, gatal, dan sakit kuning) dan tes laboratorium abnormal (seperti peningkatan kadar alkali fosfatase dan enzim hati lainnya yang abnormal); dan dikonfirmasi oleh demonstrasi saluran empedu menebal abnormal menggunakan tes radiologi khusus. Juga penting untuk menyingkirkan penyakit lain yang dapat meniru kolangitis sklerosis primer. Penyakit ini termasuk primary biliary cirrhosis (PBC), batu empedu di saluran empedu, kanker saluran empedu dan striktur.
Tes darah

Tingkat darah dari fosfat alkali biasanya meningkat pada kolangitis sklerosis primer. Tingkat darah enzim hati lainnya (AST dan ALT) juga mungkin sedikit meningkat. Kecuali pada pasien dengan hepatitis autoimun tumpang tindih kolangitis sclerosing primer, bilirubin biasanya normal tetapi secara bertahap meningkat seiring perkembangan penyakit. Antimitochondrial antibody (AMA), yang meningkat pada pasien dengan PBC, biasanya normal pada pasien dengan primary sclerosing cholangitis.
Tes Radiologic

Endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP) dan magnetic resonance cholangio-pancreatography (MRCP) biasanya dilakukan untuk memvisualisasikan duktus intrahepatik dan ekstrahepatik. Tes-tes ini dapat menunjukkan ketidakteraturan dan penyempitan pada pasien dengan PBC, dan pada pasien primary sclerosing cholangitis, duktus ini memiliki penampilan manik-manik (beberapa penyempitan di sepanjang duktus dengan area yang melebar di antaranya).

MRCP tidak invasif dan aman. ERCP lebih invasif dan membawa 5% -6% kemungkinan menyebabkan serangan pankreatitis akut. Namun, ERCP memiliki keuntungan memperoleh sampel sel (proses yang disebut sikat sitologi) dari saluran empedu. Sikat sitologi tidak terlalu akurat, tetapi terkadang dapat membantu mendiagnosis cholangiocarcinoma. Juga, selama ERCP, dokter juga dapat memasukkan balon dan stent melintasi area utama penyempitan (penyempitan dominan) untuk meringankan obstruksi dan mengobati infeksi.
Kolonoskopi

Pasien dengan kolangitis sklerosis primer memiliki kemungkinan tinggi juga memiliki kolitis ulserativa, dan, seperti yang disebutkan sebelumnya, pasien dengan kolangitis sklerosis primer dan kolitis ulseratif memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolon. Dengan demikian, kolonoskopi penting untuk mendiagnosis kolitis ulserativa dan untuk deteksi dini kanker atau kondisi prakanker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar